Semua umat Islam menyambut Ramadhan dengan gembira, penuh antusias. Suasana malam itu pun sontak berubah, Masjid-masjid menjadi lebih ramai.
Ramadhan memang membawa banyak perubahan. Jadwal kegiatan harian baik perseorangan maupun lembaga berubah. Ada jadwal pelajaran sekolah yang berubah, jam kerja pegawai berubah, bahkan acara-acara televisi dan tampilan media pun berubah.
Secara individual kebiasaan makan pagi menjadi sahur (dini hari), makan siang bergeser menjadi buka puasa (Magrib). Sejak fajar hingga terbenam matahari orang yang berpuasa menahan diri dari minum, makan, dan hal-hal yang membatalkan shaum.
Betapa dahsyat hikmah ramadhan menggerakkan umat manusia berperilaku terpuji, untuk lebih bisa mengendalikan diri. Semua ini amat berharga bagi para aparat pelayanan masyarakat, untuk lebih meningkatkan disiplin dan pengabdian. Dari sisi pengawasan hal ini merupakan modal potensial dalam rangka pengawasan melekat.
Pengawasan melekat yang merupakan padanan istilah pengendalian manajemen atau pengendalian intern, dan selanjutnya disebut waskat adalah segala upaya yang dilakukan dalam suatu organisasi untuk mengarahkan seluruh kegiatan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif, efisien dan ekonomis, segala sumber daya dimanfaatkan dan dilindungi, data dan laporan dapat dipercaya dan disajikan secara wajar, serta ditaati segala ketentuan yang berlaku.
Waskat diarahkan untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat yang bersih, transparan, profesional, dan memiliki budaya kerja yang baik.
Transparansi dalam pemerintah merupakan wujud akuntabilitas publik yang diperlukan agar anggota masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan, menciptakan kelancaran informasi dan komunikasi yang diperlukan bagi efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk itu diperlukan pemerintahan yang profesional pada tatanan aparaturnya, karena aparatur menempati garis depan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Profesionalisme aparatur tersebut akan tercermin pada tingkat kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
Waskat esensinya adalah upaya mencegah penyimpangan dan membangun ketaatan. Subhanallah, betapa semua itu telah tercermin dengan sempurna di saat kita melakukan ibadah puasa.
Puasa merupakan rahasia antara Allah dan pelaku (shaum) itu sendiri. Di saat orang yang berpuasa merasakan haus dan lapar, bukankah dia bisa makan dan minum sambil bersembunyi ? Mengapa dia tidak melakukannya ? Jawabannya tentu bukan karena takut, bukan karena segan, tetapi semata-mata karena Allah. Karena tidak mau melanggar larangan-Nya karena ketaatan kepada-Nya.
Tentunya pengawasan seperti ini jauh lebih efektif daripada konsep pengawasan atasan terhadap bawahan. Jika pengawasan (seperti saat shaum) ini dapat kita jalankan dalam tugas keseharian kita semua, tentu saja bangsa ini bisa menjadi bangsa yang memiliki kepribadian tangguh. Negeri ini akan menjadi negeri yang subur makmur, baldah thayyibah wa rabbun ghafur, Amin.***
[Ditulis oleh H. ENGKON KOMARA, Bupati Ciamis. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Rabu (Pon) 18 Agustus 2010 pada Kolom "RAMADAN KARIM"]
0 comments:
Post a Comment