MAKNA TAQWA DALAM SHAUM

Shaum merupakan salah satu ibadah rutin yang dilaksanakan setiap tahun, pada setiap bulan Ramadhan. Allah SWT. mewajibkan syariat shaum kepada umat Islam, tentu ada target yang harus dicapai oleh setiap umat Islam. Sebagaimana disebutkan oleh Muhammad Rasyid Ridlo bahwa ibadah apa pun hendaklah ada pengaruhnya dalam wujud akhlak mulia pada diri orang yang melakukannya disertai kebersihan jiwanya. Maka jika terdapat bentuk pengamalan ibadah, kosong dari ruh ini, sebetulnya seperti halnya foto manusia atau patung manusia, dan itu tidak disebut dengan manusia.

Perintah shaum tercantum dalam satu paket di Al-Qur'an, yaitu Surat Al-Baqarah ayat 183 sampai ayat 188. Untuk mengetahui target shaum itu bagaimana, kita lihat ujung ayat dalam perintah shaum. Salah satu di antaranya yaitu pada ayat 183 di mana ujung ayatnya berbunyi agar kamu bertaqwa. Berarti dengan shaum, kita wajib meningkatkan kualitas ketaqwaan. Taqwa artinya memelihara atau menjaga, yaitu menjaga sesuatu dari apa yang menjadi gangguan dan membahayakan. Oleh karena itu, orang yang bertaqwa adalah orang yang menjalankan segala perintah Allah SWT. dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa macam perintah taqwa, yaitu :
  • Pertama, taqwa kepada Allah. Allah SWT. berfirman,
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
    Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran : 102)
  • Kedua, taqwa dari api neraka. Allah SWT. berfirman,
    فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
    ...maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 24)
  • Ketiga, taqwa dari Hari Pembalasan. Allah SWT. berfirman,
    وَاتَّقُوا يَوْمًا لَّا تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ
    Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain walau sedikit pun; dan (begitu pula) tidak diterima syafaat dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong. (QS. Al-Baqarah : 48)
  • Keempat, taqwa untuk menjaga keluarga. Allah SWT. berfirman,
    وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
    ...dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.... (QS. An-Nisa : 1)
  • Kelima, taqwa dari fitnah yang tidak hanya menimpa orang yang dzalim. Allah SWT. berfirman,
    وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
    Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. Al-Anfal : 25)
  • Keenam, taqwa dari siksa yang ada di hadapanmu. Allah SWT. berfirman,
    وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّقُوا مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
    Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat (niscaya mereka berpaling). (QS. Yasin : 45)
Sementara dalam Al-Hadits, perintah taqwa lebih banyak macamnya sampai sebelas kategori, yaitu :
  • Pertama, taqwa kepada Allah. Dari Abi Dzar RA., ia berkata, Rasulullah SAW. telah bersabda,
    Bertaqwalah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada, dan ikutilah kesalahan (kejahatan) itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan dapat menghapusnya dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik. (HR. ad-Darimy, 2 : 977)
  • Kedua, taqwa dari api neraka. Dari 'Adi bin Hatim RA., ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda,
    Jagalah diri kalian dari api neraka walau dengan (sedekah) sebelah kurma, dan jika ia tidak mendapatkan, maka (sedekahlah) dengan perkataan yang baik. (HR. Bukhari, 4 : 138)
  • Ketiga, taqwa dari hal yang haram. Dari Abu Hurairah RA., ia berkata, Rasulullah SAW. telah bersabda,
    "Siapa saja yang siap mengambil kalimat-kalimat ini, lalu ia mengamalkannya atau mengajarkannya kepada siapa yang mau mengamalkannya ?" Abu Hurairah berkata, "Saya ya Rasulullah," maka Rasulullah memegang tanganku kemudian menghitungnya sampai lima, lalu bersabda, "Pertama, jauhilah hal yang haram, pasti kau akan menjadi manusia yang paling patuh. Kedua, hendaklah kamu ridha dengan pemberian Allah padamu, pasti engkau akan menjadi manusia yang paling kaya. Ketiga, berbuat baiklah kepada tetanggamu, pasti engkau akan menjadi Mukmin. Keempat, cintailah manusia seperti engkau mencintai dirimu pasti engkau akan jadi Muslim. Kelima, dan janganlah engkau memperbanyak tertawa karena banyak tertawa itu akan mematikan hati." (HR. Tirmidzi)
  • Keempat, taqwa dari berbuat dzalim. Dari Jabir RA., ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda,
    Jagalah diri dari berbuat dzalim, karena sesungguhnya dzalim itu kegelapan di hari kiamat, dan jagalah diri dari sifat kikir, karena sifat kikir itu telah membinasakan orang sebelum kamu. (HR. Muslim)
  • Kelima, taqwa dari doa yang didzalimi. Dari Ibnu 'Abbas RA., ia berkata, Rasulullah SAW. telah bersabda kepada Mu'adz bin Jabal ketika beliau mengutusnya ke Yaman,
    ...dan takutlah kamu dengan doa yang didzalimi, karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (penghalang untuk dikabulkan). (HR. Bukhari)
  • Keenam, taqwa terhadap perempuan. Rasulullah SAW. bersabda,
    Takutlah kamu sekalian kepada Allah dalam hal perempuan, karena kalian telah mengambil sebagian amanat dari Allah dan kalian halal menggauli mereka dengan kalimat (aturan) Allah... dan kewajiban kalian kepada mereka memberi makan dan memberi pakaian dengan cara yang baik. (HR. Ibnu Majah, 2 : 1025)
  • Ketujuh, taqwa terhadap dunia. Dari Abi Sa'id, sesungguhnya Rasulullah SAW. berdiri berkhotbah, dan di antara apa yang ia katakan,
    Sesungguhnya dunia itu hijau, manis dan Allah akan menjadikan kamu pemimpin di dunia, Allah akan memperhatikan apa yang kamu kerjakan, ingat, takutlah dengan dunia dan perempuan. (HR. Ibnu Majah)
  • Kedelapan, taqwa dari shalat yang hampa. Dari Abi Sa'id al-Khudzriy RA., ia berkata,
    Seseorang shalat di belakang Nabi SAW. kemudian ia ruku sebelum Nabi ruku dan mengangkat sebelum Nabi mengangkat. Ketika Nabi selesai shalat, Nabi bertanya, "Siapa yang berbuat seperti ini ?" Ia menjawab, "Saya, ya Rasulullah. Aku ingin mengetahui apakah engkau mengetahui atau tidak." Nabi SAW. bersabda, "Takutlah kalian dengan kekurangan shalat, jika imam ruku, rukulah kamu, dan jika imam bangkit, bangkitlah kamu." (HR. Ahmad)
  • Kesembilan, taqwa dari kutukan orang. Dari Abi Hurairah RA., ia berkata, Rasulullah SAW. telah bersabda,
    Takutlah kalian dari dua perkara yang membuat orang-orang mengutuk; yaitu orang yang buang air besar di tempat lalu lintas orang atau di tempat mereka berteduh. (HR. Muslim)
  • Kesepuluh, taqwa dari waswas menggunakan air ketika wudhu. Rasulullah SAW. bersabda,
    Sesungguhnya dalam wudhu itu ada setannya yang disebut Walhan, maka hati-hatilah dari waswas menggunakan air. (HR. Ibnu Majah, 1 : 146)
  • Kesebelas, taqwa dalam menceritakan hadits dari Nabi SAW. Dari Ibnu 'Abbas, dari Nabi SAW., Ia bersabda,
    Hati-hatilah dalam menceritakan hadits dariku kecuali apa yang kamu yakini. Ia bersabda, "Dan barangsiapa yang berdusta atas namaku tanpa ilmu, maka bersiap-siaplah tempatnya di neraka. (HR. Ahmad)
[Ditulis oleh KH. ACENG ZAKARIA, Ketua Bidang Tarbiyyah PP. Persis dan Pimpinan Pesantren Persis 99 Rancabango Garut. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pon) 18 Agustus 2011 / 18 Ramadan 1432 H. pada Kolom "CIKARACAK"]

by

u-must-b-lucky

0 comments: