(Sebuah catatan yang tak berarti dari anak negeri yang belum mengerti arti -MERDEKA- dan refleksi gundah dan gamang anak negeri dalam memaknai ke-MERDEKA-an.)
(....Sungguh sampai saat ini belum dapat kumengerti makna dan arti ke-MERDEKA-an....Ajari aku..!!)
-MERDEKA- menurut yang kubaca dari Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Poerwadarminta berarti bebas (dari peng-hambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri (tidak terikat, tidak bergantung pada sesuatu yang lain); lepas (dari tuntutan).
Dari situ idealnya -MERDEKA- adalah lepas dari belenggu ketakutan, belenggu kesengsaraan, belenggu ketidakpastian dan belenggu-belenggu yang lainnya. Tetapi mengapa sekarang kenyataan berbicara lain. Orang banyak berkata -MERDEKA- dalam kenyataannya mereka tidak / belum -MERDEKA-
Lalu jika definisi di atas kita jadikan patokan, apakah kita sudah bebas dan berdiri di atas kaki sendiri ? Buat rakyat kecil atau sebagian besar dari mereka, apa artinya -MERDEKA-. Itu tidak akan mempunyai arti apa-apa karena mereka masih hidup dalam ketakutan, hidup dalam kesengsaraan, hidup dalam ketidakpastian. Buat sebagian lagi dari mereka, -MERDEKA- adalah -MERDEKA- menurut versinya masing-masing. Bagi pahlawan, pendiri / pengagas negara dan bangsa ini dahulu barangkali -MERDEKA-nya berbeda dengan artinya -MERDEKA-nya pemimpin negara dan bangsa saat ini.
Atau kemungkinan saat ini kita bersama-sama sedang merayap atau berjalan tertatih-tatih atau mungkin juga kita sebenarnya tengah berjalan di tempat lalu berhenti dan selalu dilanjutkan dengan bertengkar tentang :
(....Sungguh sampai saat ini belum dapat kumengerti makna dan arti ke-MERDEKA-an....Ajari aku..!!)
-MERDEKA- menurut yang kubaca dari Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Poerwadarminta berarti bebas (dari peng-hambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri (tidak terikat, tidak bergantung pada sesuatu yang lain); lepas (dari tuntutan).
Dari situ idealnya -MERDEKA- adalah lepas dari belenggu ketakutan, belenggu kesengsaraan, belenggu ketidakpastian dan belenggu-belenggu yang lainnya. Tetapi mengapa sekarang kenyataan berbicara lain. Orang banyak berkata -MERDEKA- dalam kenyataannya mereka tidak / belum -MERDEKA-
Lalu jika definisi di atas kita jadikan patokan, apakah kita sudah bebas dan berdiri di atas kaki sendiri ? Buat rakyat kecil atau sebagian besar dari mereka, apa artinya -MERDEKA-. Itu tidak akan mempunyai arti apa-apa karena mereka masih hidup dalam ketakutan, hidup dalam kesengsaraan, hidup dalam ketidakpastian. Buat sebagian lagi dari mereka, -MERDEKA- adalah -MERDEKA- menurut versinya masing-masing. Bagi pahlawan, pendiri / pengagas negara dan bangsa ini dahulu barangkali -MERDEKA-nya berbeda dengan artinya -MERDEKA-nya pemimpin negara dan bangsa saat ini.
Atau kemungkinan saat ini kita bersama-sama sedang merayap atau berjalan tertatih-tatih atau mungkin juga kita sebenarnya tengah berjalan di tempat lalu berhenti dan selalu dilanjutkan dengan bertengkar tentang :
dengan siapa dan untuk apa
menuju kearah ke-MERDEKA-an. Tetapi yang sudah jelas terlihat bahwa pemimpin kita sampai saat ini belum bisa membawa negara dan bangsa ini berlari menuju...ke-MERDEKA-an. Mungkin juga mereka belum tahu makna dan arti ke-MERDEKA-an karena terlalu banyak mendengar bisikan dari luar sehingga lupa untuk mendengarkan hatinya sendiri. Sedemikian susahnya mereka mendengarkan suara hati.
Tidak terasa 66 tahun sudah negara dan bangsa ini dengan bangga menyebut dirinya -MERDEKA-, suatu ironi bila dipandang dari definisi kamus di atas, lebih-lebih bila dilihat dari kondisi yang sebenarnya sangatlah jauh dari cita-cita (jauh api dari panggang). Masih banyak yang belum bebas dari penghambaan, masih banyak yang belum bebas dari penjajahan, masih banyak yang belum bisa berdiri sendiri, masih banyak ketergantungan, masih banyak tuntutan...dan masih banyak yang lainnya.
Lalu beberapa pertanyaan timbul di benak ku :
Tidak terasa 66 tahun sudah negara dan bangsa ini dengan bangga menyebut dirinya -MERDEKA-, suatu ironi bila dipandang dari definisi kamus di atas, lebih-lebih bila dilihat dari kondisi yang sebenarnya sangatlah jauh dari cita-cita (jauh api dari panggang). Masih banyak yang belum bebas dari penghambaan, masih banyak yang belum bebas dari penjajahan, masih banyak yang belum bisa berdiri sendiri, masih banyak ketergantungan, masih banyak tuntutan...dan masih banyak yang lainnya.
Lalu beberapa pertanyaan timbul di benak ku :
- Apakah makna dan arti -MERDEKA- ?
- Sudah -MERDEKA-kah aku saat ini ?
Walau belum mengerti makna dan arti -MERDEKA- tetapi aku dapat merasakan bahwa diri ini belum -MERDEKA- dan akan terus kucari makna dan arti -MERDEKA- sampai ajal menjelang (itu janjiku). Mudah-mudahan kelak anak cucu ku akan benar-benar merasakan serta paham makna dan arti -MERDEKA- Amin.
Selamat Ulang Tahun Ke-66 (17 AGUSTUS 2011) Proklamasi Ke-MERDEKA-an
Negara dan Bangsa ku
Negara dan Bangsa ku
-I..N..D..O..N..E..S..I..A-
Terima kasih wahai pahlawan yang telah rela berkorban segalanya
buat Negara dan Bangsa tercinta.
buat Negara dan Bangsa tercinta.
0 comments:
Post a Comment